SEMINAR
KEPERAWATAN JIWA
ASUHAN
KEPERAWATAN KLIEN Tn. H
DENGAN
MASALAH UTAMA ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI
DI
RUMAH SAKIT JIWA Dr. RADJIMAN
WEDIODININGRAT LAWANG MALANG
2015
Oleh:
KELOMPOK
3
1. Deny BayuSuprobo (14640406)
2.
DenyMaherwanto (14640407)
3.
DiyahPrianti (14640409)
4.
DwiApriadi (14640410)
5.
DyahRulySusanti (14640411)
6. YuyunKartikawati (14640453)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS
ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS
KADIRI
2015
LEMBAR
PENGESAHAN
SEMINAR
KEPERAWATAN JIWA
ASUHAN
KEPERAWATAN KLIEN Tn. H
DENGAN
MASALAH UTAMA ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI
DI
RUMAH SAKIT JIWA DR. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG MALANG
2015
Malang, Januari 2015
Oleh:
Kelompok: 3
PembimbingInstitusi PembimbingKlinik/ Lahan
(....................................................) (....................................................)
Mengetahui
Kepala Ruangan
(........................................................)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Asuhan Keperawatan Klien Tn H Dengan Masalah Utama Isolasi sosial; menarik diri”.
Dalam penyelesaian masalah ini kami mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, maka kesempatan ini kami mengucapkan banyak terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1.
Bapak Edi Yulianto Amd. Kep selaku Kepala Ruangan Cendrawasih
2.
Bapak Istajib SST selaku pembimbing lahan
3.
Ibu Ifana Anugraheni S.Kep, Ners., M. Kep selaku pembimbing institusi
4.
Seluruh staf Ruang Cendrawasih Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang Malang.
5.
Rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri yang mengikuti
Mata Ajaran Keperawatan Jiwa.
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, meskipun demikian kami merasa makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran sehingga dapat lebih menyempurnakannya.
Lawang,
Januari 2015
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN
DEPAN .................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................ ii
KATA
PENGANTAR................................................................................ iii........
DAFTAR
ISI............................................................................................... iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang.......................................................................................... 1
1.2 RumusanMasalah...................................................................................... 1
1.2 TujuanPenulisan........................................................................................ 2
1.3 Manfaat.................................................................................................... 2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kasus (Masalah Utama)............................................................................ 3........
2.2 Pengertian................................................................................................. 3
2.3 Proses TerjadinyaMasalah........................................................................ 3
2.4 Pohon Masalah......................................................................................... 5
2.5MasalahKeperawatan dan Data Yang Perlu Dikaji................................... 5
2.6 Diagnosa Keperawatan............................................................................. 6
2.7Rencana TindakanKeperawatanUntukSemuaMasalahPadaKlien............. 6
BAB 3
GAMBARAN KASUS
3.1 Pengkajian.............................................................................................. 10
3.2 Analisa Data........................................................................................... 19
3.3Daftar MasalahKeperawatan................................................................... 21
3.4PohonMasalah (Problem Tree)................................................................. 21
3.5 Prioritas Diagnosa Keperawatan............................................................ 21
3.6 Rencana Tindakan Keperawatan............................................................ 22
BAB 4
IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn H 31
BAB 5
PEMBAHASAN............................................................................ 50
BAB 6
KESIMPULAN dan SARAN....................................................... 52
DAFTAR
PUSTAKA................................................................................ 53
LAMPIRAN............................................................................................... 55
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Menarik
diri (withdrawal) adalah suatu tindakan melepaskan diri, baik perhatian maupun
minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri). Pada
mulanya klien merasa dirinya tidak berharga lagi sehingga merasa tidak aman
dalam berhubungan dengan orang lain.
Pada
klien dengan menarik diri diperlukan rangsangan/stimulus yang adekuat untuk memulihkan
keadaan yang stabil.Stimulus yang positif dan terus menerus dapat dilakukan
oleh perawat.Apabila stimulus tidak dilakukan / diberikan kepada klien tetap
menarik diri yang akhirnya dapat mengalami halusinasi, kebersihan diri kurang
dan kegiatan hidup sehari-hari kurang adekuat.
Menyadari
pentingnya stimulus yang adekuat
tersebut serta melihat kenyataan bahwa selama beberapa hari kami amati banyak
kasus dengan menarik diri di ruangCendrawasih , maka kami terdorong untuk menerapkan asuhan keperawatan
klien Tn. H dengan masalah utama isolasi sosial: menarik diri pada kasus
Shizoprenia hebifrenik berkelanjutan dengan
tujuan :
a. Mempelajari
kasus menarik diri disesuaikan dengan teori dan konsep yang telah diterima
b. Memberikan
asuhan keperawatan pada klien menarik diri dengan pendekatan proses keperawatan
c. Mendesiminasikan
asuhan keperawatan klien menarik diri.
Asuhan
keperawatan ini kami buat selama kami praktek dari tanggal 05 Januari sampai
dengan tanggal Januari 2015 di Ruang Jiwa Cendrawasih RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang.
1.2
Rumusan
Masalah
Seberapa
besar masalah asuhan keperawatan klien Tn H dengan masalah utama isolasi
social; menarik diri di Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang
Malang ?
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan
keperawatan klien Tn H dengan masalah utama isolasi sosial; menarik diri di
Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang Malang
2. Tujuan Khusus
a.
Mengidentifikasi pengkajian keperawatan pada klien Tn H
b.
Analisa Data keperawatan pada klien Tn H
c.
Daftar Masalah
Keperawatankeperawatan pada klien Tn H
d.
Pohon Masalah (Problem
Tree)
e.
Prioritas Diagnosa
Keperawatan pada klien Tn H
f.
Rencana Tindakan
Keperawatan pada klien Tn H
1.4 Manfaat
Dapatdigunakansebagaimasukanbagiinstitusipelayanandalammeningkatkanmutupelayananpadaklien
gangguan jiwa.
LAPORAN
PENDAHULUAN
1.
Kasus (Masalah Utama)
Gangguan
Interaksi sosial: Menarik diri
2.
Pengertian
Perilaku
menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain,
menghindari hubungan dengan orang lain ( Rawlins,1993 ).
3.
Proses Terjadinya Masalah
1.
Penyebab:
a.
Perkembangan: Sentuhan,
perhatian, kehangatan dari keluarga yang mengakibatkan individu menyendiri,
kemampuan berhubungan dengan orang lain tidak adekuat yang berakhir dengan
menarik diri.
b.
Komunikasi dalam
keluarga: Klien sering mengalami kecemasan dalam berhubungan dengan anggota
keluarga, sering menjadi kambing hitam, sikap keluarga tidak konsisten (kadang
boleh, kadang tidak). Situasi ini membuat klien enggan berkomunikasi dengan
orang lain.
c.
Sosial Budaya: Di kota
besar, masing-masing individu sibuk memperjuangkan hidup sehingga tidak waktu
bersosialisasi. Situasi ini mendukung perilaku menarik diri.
Pada mulanya klien merasa dirinya
tidak berharga lagi sehingga merasa tidak aman dalam berhubungan dengan orang
lain. Biasanya klien berasal dari lingkungan yang penuh permasalahan,
ketegangan, kecemasan dimana tidak mungkin mengembangkan kehangatan emosional
dalam hubungan yang positif dengan orang lain yang menimbulkan rasa aman.
Dunia merupakan alam yang tidak
menyenangkan, sebagai usaha untuk melindungi diri, klien menjadi pasif dan
kepribadiannya semakin kaku (rigid).Klien semakin tidak dapat melibatkan diri
dalam situasi yang baru.Ia berusaha mendapatkan rasa aman tetapi hidup itu
sendiri begitu menyakitkan dan menyulitkan sehingga rasa aman itu tidak
tercapai. Hal ini menyebabkan ia mengembangkan rasionalisasi dan mengaburkan
realitas daripada mencari penyebab kesulitan serta menyesuaikan diri dengan
kenyataan.
Konflik antara kesuksesan dan
perjuangan untuk meraih kesuksesan itu sendiri terus berjalan dan penarikan
diri dari realitas diikuti penarikan diri dari keterlibatan secara emosional
dengan lingkungannya yang menimbulkan kesulitan. Semakin klien menjauhi
kenyataan semakin kesulitan yang timbul dalam mengembangkan hubungan dengan
orang lain. Menarik diri juga disebabkan oleh perceraian, putus hubungan, peran
keluarga yang tidak jelas, orang tua pecandu alkohol dan penganiayaan
anak.Resiko menarik diri adalah terjadinya resiko perubahan sensori persepsi (halusinasi).
2.
Tanda-tanda menarik diri dilihat dari beberapa aspek :
a. Aspek
fisik:
1. Makan
dan minum kurang
2. Tidur
kurang atau terganggu
3. Penampilan
diri kurang
4. Keberanian
kurang
b. Aspek
emosi:
1. Bicara
tidak jelas, merengek, menangis seperti anak kecil
2. Merasa
malu, bersalah
3. Mudah
panik dan tiba-tiba marah
c. Aspek
sosial:
1. Duduk
menyendiri
2. Selalu
tunduk
3. Tampak
melamun
4. Tidak
peduli lingkungan
5. Menghindar
dari orang lain
6. Tergantung
dari orang lain
d. Aspek
intelektual:
1. Putus
asa
2. Merasa
sendiri, tidak ada sokongan
3. Kurang
percaya diri
4.
Pohon
masalah
Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi .....
Gangguan konsep diri: harga diri rendah
5.
Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji
1.
Masalah Keperawatan.
a. Resiko
perubahanm persepsi sensori: halusinasi……..
b. Isolasi
sosial : menarik diri
c. Gangguan
konseps diri: harga diri rendah
2. Data
yang perlu di kaji.
a. Resiko
perubahanm persepsi sensori: halusinasi……..
1) Data
Subjektif
a) Klien
mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus nyata
b) Klien
mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata
c) Klien
mengatakan mencium bau tanpa stimulus
d) Klien
merasa makan sesuatu
e) Klien
merasa ada sesuatu pada kulitnya
f) Klien
takut pada suara/bunyi/gambar yang dilihat dan didengar
g) Klien
ingin memukul/melempar barang-barang
2) Data
Objektif
a) Klien
berbicar dan tertawa sendiri
b) Klien
bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu
c) Klien
berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu
d) Disorientasi
b. Isolasi
sosial : menarik diri
1) Data
obyektif:
Apatis,
ekpresi sedih, afek tumpul, menyendiri, berdiam diri dikamar, banyak diam,
kontak mata kurang (menunduk), menolak berhubungan dengan orang lain, perawatan
diri kurang, posisi menekur.
2) Data
subyektif:
Sukar
didapat jika klien menolak komunikasi, kadang hanya dijawab dengan singkat, ya
atau tidak.
c. Gangguan
konseps diri: harga diri rendah
1)
Data obyektif:
Klien
tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan,
ingin mencederai diri.
2)
Data subyektif:
Klien
mengatakan: saya tidak bisa, tidak mampu, bodoh/tidak tahu apa-apa, mengkritik
diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri.
6.
Diagnosa Keperawatan
1.
Resiko perubahan
persepsi sensori: halusinasi …. berhubungan dengan menarik diri.
2.
Isolasi sosial: menarik
diri berhubungan dengan harga diri rendah.
7.
Rencana
Tindakan
1)
Diagnosa Keperawatan 1:
Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi……. Berhubungan dengan menarik
diri
1.
Tujuan umum:
Tidak
terjadi perubahan persepsi sensori: halusinasi ….
2.
Tujuan khusus:
a. Klien
dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan:
Ø Bina
hubungan saling percaya: salam terapeutik, memperkenalkan diri, jelaskan tuiuan
interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kesepakatan / janji dengan
jelas tentang topik, tempat, waktu.
Ø Beri
perhatian dan penghargaan: temani kilen walau tidak menjawab
Ø Dengarkan
dengan empati: beri kesempatan bicara, jangan terburu_buru, tunjukkan bahwa
perawat mengikuti pembicaraan klien.
b. Klien
dapat menyebut penyebab menarik diri
Tindakan:
Ø Bicarakan
penyebab tidak mau bergaul dengan orang lain.
Ø Diskusikan
akibat yang dirasakan dari menarik diri.
c. Klien
dapat menyebutkan keuntungan hubungan dengan orang lain
Tindakan:
Ø Diskusikan
keuntungan bergaul dengan orang lain.
Ø Bantu
mengidentifikasikan kernampuan yang dimiliki untuk bergaul.
d. Klien
dapat melakukan hubungan sosial secara bertahap: klien perawat, klien perawat
klien lain, perawat-klien kelompok, klien keluarga.
Tindakan:
Ø Lakukan
interaksi sering dan singkat dengan klien jika mungkin perawat yang sama.
Ø Motivasi
temani klien untuk berkenalan dengan orang lain
Ø Tingkatkan
interaksi secara bertahap
Ø Libatkan
dalam terapi aktivitas kelompok sosialisasi
Ø Bantu
melaksanakan aktivitas setiap hari dengan interaksi
Ø Fasilitasi
hubungan kilen dengan keluarga secara terapeutik
e. Klien
dapat mengungkapkan perasaan setelah berhubungan dengan orang lain.
Tindakan:
Ø Diskusi
dengan klien setiap selesai interaksi / kegiatan
Ø Beri
pujian atas keberhasilan klien
f. Klien
mendapat dukungan keluarga
Tindakan:
Ø Beri
pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien melalui pertemuan keluarga
Ø Beri
reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.
2)
Diagnosa 2: Isolasi
sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
1.
Tujuan umum:
Klien
dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal
2.
Tujuan khusus:
a. Klien
dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan:
1)
Bina hubungan saling
percaya dengan mengungkapkan prinsip komunikasi terpeutik
2)
Klien dapat
mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Tindakan
:
Ø Diskusikan
kemampuan dan aspek positif yang dimilikiklien.
Ø Setiap
bertemu klien hindarkan dari penilaian negatif.
Ø Utamakan
memberi pujian yang realistik.
b. Klien
dapat menilai kemampun yang dimiliki
Tindakan:
Ø Diskusikan
dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit
Ø Diskusikan
kemampuan yang dapat dilanjutkn penggunaannya.
c. Klien
dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampun yang dimiliki
Tindakan:
Ø Rencanakan
bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan
Ø Tingkatkan
kegiatan sesuai toleransi kondisi klien
Ø Beri
contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
d. Klien
dapat melakukan kegiatan sesuai dengan kondisi sakit dan kemampuannya
Tindakan:
Ø Beri
kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan
Ø Beri
pujian atas keberhasilan klien
Ø Diskusikan
kemungkinan pelaksanan di rumah
e. Klien
dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Tindakan:
Ø Beri
pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah
Ø Bantu
keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat
Ø Bantu
keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
BAB 3
GAMBARAN
KASUS
4.1
Pengkajian Keperawatan Jiwa
Tanggal
di Rawat : 12 Desember 2014
Tanggal
Pengkajian : 05 Januari 2015
Ruang
Rawat :
Ruang Cendrawasih
I.
Identitas
Klien
Nama
: Tn. H
Umur
: 37 tahun
Alamat : Malang
Pendidikan : SD
Agama
:Islam
Status
: Belum Menikah
Pekerjaan : Petani
Jenis
Kelamin :Laki-laki
No.
Rm :104501
II.
Alasan
Masuk
a. Data
Primer
Klien
mengatakan dibawa ke rumah sakit jiwa karena bingung.
b. Data
Sekunder
Dari
status klien pada saat dirumah sering marah-marah tanpa sebab, bicara nglantur.
III.
Riwayat
Penyakit Sekarang Dan Faktor Presipitasi
Pada
saat dirumah klien sering marah-marah tanpa sebab, bicara nglantur, oleh
keluarga klien dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Dr Radjiman Wediodiningrat pada
tanggal 09 Desember 2014 dan langsung masuk UGD jam 15.30 WIB, kemudian klien
masuk ruang perkutut. Pada tanggal 12 Desember 2014 klien dipindahkan ke Ruang
Cenderawasih sampai saat ini.
IV.
Faktor
Predisposisi
1. Pernah
mengalami gangguan jiwa di masa lalu
Klien
mengatakan tidak pernah sakit jiwa sebelumnya.
2. Pengobatan
sebelumnya
Klien
mengatakan tidak pernah mendapatkan pengobatan seperti sekarang ini.
3. Pernah
mengalami penyakit fisik
Ya,
di pipi kanan dan kiri klien ada bekas luka dan kedua kaki di bagian engkel ada
luka bekas pasungan.
4. Pernah
ada riwayat napza
Klien
mengatakan kalau tidak merokok kepala terasa mumet.
5. Riwayat trauma
Aniaya
fisik (dari data status klien pernah mengalami riwayat trauma aniaya fisik
selama kurang lebih 12 tahun dipasung oleh keluarganya di rumah).
Diagnosa Keperawatan :
Respon Pasca Trauma
6. Pengalaman
masa lalu yang tidak menyenangkan
Dari
data status klien pernah dipasung di rumah oleh keluarga selama kurang lebih 12
tahun.
Diagnosa Keperawatan :
Respon Pasca Trauma
Riwayat Penyakit
Keluarga
1. Anggota
keluarga ada yang gangguan jiwa
Klien
mengatakan dalam keluarga tidak ada yang mengalami gangguan jiwa.
Diagnosa Keperawatan : -
V.
Pemeriksaan
Fisik
Tanggal
: 06 Januari 2015
1.
Keadaan Umum : Baik
2.
Tanda-Tanda Vital : Tekanan Darah 130/90 mmHg, Nadi 84 x/m,
RR 18 x/m.
3.
Ukur : BB 44 kg, TB 155 cm.
4. Keluhan
Fisik : Klien mengatakan
tidak ada keluhan.
Diagnosa Keperawatan : -
VI.
Pengkajian
Psikososial
1. Genogram
Data
dari jawaban klien
Keterangan
:
: Laki-laki
: Perempuan
/
: Laki-laki atau perempuan
meninggal
............. : Tinggal dalam satu rumah
: Pernikahan
: Klien
Penjelasan
:
a. Pola
Asuh
Klien
mengatakan diasuh oleh ke dua orang tuanya, klien mengatakan ayahnya sayang
dengan klien.
b. Pola
Komunikasi
Klien
mengatakan dalam bicara dikeluarganya biasa saja.
c. Pola
Pengambilan Keputusan
Klien
mengatakan tidak tahu.
2. Konsep
Diri
a. Citra
Tubuh
Klien
mengatakan menyulkai seluruh anggota tubuhnya.
b. Identitas
Klien
mengaku namanya Harianto, klien mengatakan bangga menjadi laki-laki.
c. Peran
: saat di rumah
Klien
mengatakan anak ke 2 dari 4 bersaudara dan klien senang membantu orang tua
bekerja sebagai petani.
d. Ideal
Diri
Klien
mengatakan ingin cepat pulang dan bertemu dengan salah satu tunangannya. Klien juga ingin cepat sembuh.
e. Harga
Diri
1. Klien
mengatakan malu kepada tetangganya karena gagal bertunangan.
2. Klien
mengatakan malu dengan teman dikamar karena dibawa ke rumah sakit.
Diagnosa Keperawatan : Harga Diri Rendah
3. Hubungan
Sosial
a. Orang
yang berarti / terdekat
Klien
mengatakan orang terdekat adalah ayah.
b. Peran
serta dalam kegiatan kemasyarakatan / kelompok
Klien
mengatakan tidak melakukan apa-apa.
c. Hambatan
dalam berhubungan dengan orang lain
Klien
mengatakan sibuk bertani membantu ayah disawah.
Diagnosa
Keperawatan : Kerusakan Interaksi
Sosial
4. Spiritual
a. Nilai
dan Keyakinan
Klien
mengatakan dia beragama Islam dan dia percaya adanya Tuhan.
b. Kegiatan
Ibadah
Dirumah
klien mengatakan tidak pernah beribadah karena dipasung, saat di rumah sakit
klien mengatakan kadang-kadang sholat.
Diagnosa Keperawatan
: -
VII. Status Mental
1. Penampilan
Tidak
rapi, dibuktikan dengan rambut acak-acakan tidak disisir, terdapat ketombe,
kancing baju tidak dipasang, berjalan kaku.
Diagnosa
Keperawatan : Defisit Perawatan Diri
2. Pembicaraan
Lambat,
klien tidak mampu memulai pembicaraan, dibuktikan dengan jika tidak ditanya
terlebih dahulu klien tidak akan bertanya, misalnya “ apa kabar bapak hari ini
? “ baru klien mau menjawab “ baik “, kata-kata kurang jelas, intonasi pelan.
Diagnosa Keperawatan : Kerusakan Komunikasi Verbal.
3. Aktivitas
Motorik / Psikomotor
Kelambatan
: Hipokinesa, hipoaktivitas, dibuktikan dengan klien lebih suka duduk dan
berdiam dikamar dan tiduran dikamar.
Diagnosa
Keperawatan : Defisit Aktivitas
Deversional.
4. Afek
dan Emosi
a. Afek
Adekuat,
dibuktikan dengan perawat bertanya “ apakah Mas H kangen keluarga ?” Tn H
menjawab “ Ya, saya kangen “ dengan ekspresi sedih dan mata berkaca-kaca.
Diagnosa Keperawatan : -
b. Emosi
Ds : klien mengatakan merasa kesepian, klien
mengatakan tidak ada yang dibicarakan lebih baik diam.
Do
: klien banyak diam, kontak mata kurang, interaksi dengan teman-temannya tampak
kurang.
Diagnosa
keperawatan : Isolasi Sosial
5. Interaksi
Selama Wawancara
· Kontak
mata kurang, dibuktikan dengan klien sering menunduk, tidak konsentrasi dan
ingin menyelesaikan percakapan.
· Curiga,
dibuktikan dengan klien memandang kiri dan kanan dan lingkungan sekitar saat
wawancara.
Diagnosa Keperawatan : - Isolasi
Sosial
-
Gangguan proses pikir (waham curiga)
6. Persepsi
Sensori
Tidak
tampak masalah pada klien.
7. Proses
Pikir
a. Arus
Pikir
Saatperawat
bertanya “ maukah bapak berkenalan dengan teman yang lain ? “ klien menjawab
dengan suara pelan dan tidak jelas.
b. Isi
Pikir
Waham
kebesaran, dibuktikan dengan
saat perawat bertanya “ kenapa bapak dibawa kesini ?” klien menjawab “4 mas saya nomor 2 dan adik saya yang nomor
4 perempuan dia masih didalam kandungan ibu saya tetapi dia memiliki keilmuan
yang tinggi dan mempunyai jurus silat mas.
c. Bentuk
Pikir : Non Realistic
Dibuktikan dengan saat perawat bertanya “
saudara kandung anda ada berapa orang ?” klien menjawab “4 mas, saya no 2dan
adik saya yang no 4 perempuan dan dia masih di dalam kandungan ibu saya tapi
dia memiliki keilmuan yang tinggi dan mempunyai jurus silat mas”.
Masalah Keperawatan :
Gangguan Proses Pikir (waham kebesaran)
8. Kesadaran
a. Kuantitatif
: kesadaran kliaen kompos mentis dibuktikan dengan GCS 456
b. Kualitatif
: berubah intership, dibuktikan saat perawat bertanya “mengapa bapak tidak
berkumpul dengan teman-teman yang lain “,klien menjawab tidak ada yang
dibicarakan jadi saya lebih baik diam mas”.
Masalah keperawatan : -
9. Orientasi
a. Waktu
Terbukti saat
perawat bertanya “hari ini hari apa mas ?”klien menjawab “Hari Senin ya mas “
dan memang benar saat perawat bertana hari senin.
b. Tempat
Dibuktikan saat
perawat bertana “sekarang ini bapak berada dimanapak ?”klien menjawab “di rumah
sakit mas”dan memang benar klien berada di rumah sakit.
c. Orang
Dibuktikan
dengan perawat bertanya “hayo Mas H sekarang bicara dengan siapa?”klien
menjawab “Mas Apri mantri disini kan”iya memang benar klien sedang berbicara
dengan perawat.
Masalah keperawatan : -
10. Tingkat
Konsentrasi dan Berhitung
a. Tidak
mampu berkonsentrasi, klien selalu meminta pertanyaan diulang. Dibuktikan
dengan pada saat perawat bertanya “hobi mas apa?”klien minta pertanyaan
diulang.
b. Pasien
dapat berhitung sederhana, dibuktikan dengan pada saat bertanya “ 5+3 berapa
mas?”klien menjawab 8dan memang benar jawabannya adalah 8.
Masalah keperawatan :-
11. Kemampuan
Penilaian
·
Klien tidak menjawab
pertanyaan perawat.
·
Klien diam saja dengan
kepala menunduk.
12. Daya
Tilik Diri : Mengingkari Penyakit Yang Diderita
Dibuktikan dengan pada saat perawat bertanya “kenapa
mas dibawa kesini?”klien menjawab “tidak tau mas, padahal saya tidak gila”.
Masalah
Keperawatan : Gangguan Proses Pikir
VIII Kebutuhan Persiapan Pulang
1. Makan
Dibuktikan
dengan :
a. Klien
tidak dapat menyiapkan makana sendiri.
b. Klien
mampu mencuci piringnya apabila disuruh.
2. BAB/BAK
Dibuktikan
dengan :
a. Klien
bab/bak di toilet
b. Klien
mengatakan setelah bab/bak disiram dan dibersihkan
3. Mandi
Dibuktikan
dengan
a. Klien
mau mandi apabila disuruh
b. Klien
mengatakan mandi menggunakan sabun mandidan tidak menggosok gigi.
4. Berpakaian/berhias
Dibuktikan
dengan :
a. Klien
dapat berpakaian sendiri tanpa bantuan.
b. Klien
tidak meminta ganti baju apabila tidak diberi.
c. Klien
tidak menyisir rambutnya setelah mandi.
5. Istirahat
dan tidur
a. Klien
mengatakan tidur siang mulai jam 13.00-15.00
b. Klien
mengatakan tidur malam mulai jam 20.00-04.00
c. Klien
mengatakan kadang-kadang susah tidur
d. Aktifitas
klien sebelum tidur/sesudah tidur : klien hanya berdiam diri, setelah bangun
tidur ke tempat tidak mau merapikan tempat tidur.
Masalah
keperawatan :-
6. Penggunaan
obat
Dibuktikan
dengan :
a. Klien
mengatakan minum obat 2 x1 hari
b. Klien
mengatakan tidak tau manfaat obat
c. Klien
tidak meminta obat apabila tidakdiberi oleh perawat
7. Pemeliharaan
kesehatan
Klien
mengatakan tidak tahu
8. Aktifitas
dalam rumah
Klien
diam saja tidak menjawab
9. Aktifitas
di luar rumah
Klien
diam saja tidak menjawab pertanyaan perawat
Masalah
keperawatan :-
IX.Mekanisme
Koping
Klien mengatakan
diam saja tidak mau bicara dengan orang lain.
Masalah
Keperawatan : Ketidakefektifan Koping Individu.
X. Masalah Psikososial dan Lingkungan
a. Klien
mengatakan tidak pernah bergaul dengan orang lain karena saat dirumah dipasung.
b. Klien
mengatakan malu dengan tetangganya karena gagal bertunangan dengan pacarnya.
Masalah Keperawatan :isolasi sosial
XI. Pengetahuan Kurang
Tentang :
Klien
diam saja, tidak menjawab pertanyaan
perawat.
Masalah
keperawatan :-
XII. Aspek Medis
Diagnose medis: Axis
1 :F 20 10
Axis
2: Pendiam, pemalu,
tertutup
Axis
3 :Tidak ditemukan
Axis
4 :Tidak jelas
Axis
5 :Tidak jelas
Terapi medik : Clopramazine 1 x 100 mg :
1 0 1
Haloperidol 2 x5 mg : 1 0 1
3.2Analisa Data
No.
|
Data
|
Masalah Keperawatan
|
1
|
DS :- Klien
mengatakan saat dirumah dipasung
-Klien mengatrakan tidak ada yang
perlu dibicarakan sehingga lebih
baik berdiam diri
DO :
- Diam saja
-
Berdiam diridi kamar
-
Kontak mata kurang / menunduk
-
Menolak berhubungan dengan orang lain
-
Tidak dapat berkonsentrasi
|
Isolasi sosial:
menarik diri
|
2
|
DS
: Klien mengatakan malu karena gagal bertunangan dan malu dengan teman di
kamar karena dibawa ke RSJ
DO :
a.
Klien tampak lebih suka menyendiri
b.
Bingung bila disuruh memilih
alternative tindakan
|
Gangguan
konsep diri : harga diri rendah
|
3
|
DS
: klien mengatakan mempunyai saudara kandung sejumlah 4,
saya no 2dan adik saya yang no 4 perempuan dan dia masih di dalam kandungan
ibu saya tapi dia memiliki keilmuan yang tinggi dan mempunyai jurus silat
mas”..
DO :
a.
Klien tampak tidak mempunya orang lain
b.
Menyendiri
c.
Ekspresi wajah tegang, datar
|
Perubahan isi
fikir : waham kebesaran
|
4
|
DS
:Dari data status klien pernah mengalami riwayat trauma fisik selama +/- 12
tahun dipasung oleh keluarganya dirumah.
DO :
a.
Ada bekas luka pasungan pada
pergelangan kedua kaki
b.
Ada bekas lukapada pipi kiri dan kanan
|
Respon pasca
trauma
|
5
|
DS
: Klien mengatakan lebih baik diam saja tidak mau bicara dengan orang lain.
DO :
a.
Tidak konsentrasi
b.
Kontak mata kurang
c.
Klien menunduk
d.
Klien suka menendiri di kamar
e.
Klien tampak senang diam
|
Ketidakefektifan
koping individu
|
6
|
DS : -
DO :
a.
Pembicaraan lambat
b.
Tidak mampu memulai pembicaraan
c.
Kata kata kurang jelas
d.
Intonasi pelan
|
Kerusakan
komunikasi verbal
|
3.3 Daftar Masalah
Keperawatan
1. Isolasi
sosial : menarik diri
2. Gangguan
konsep diri : harga diri rendah
3. Gangguan
proses pikir : waham
4. Ketidak
efektifan koping individu
5. Respon
pasca trauma
6. Kerusakan
komunikasi verbal
3.4
Pohon Masalah
Gangguan
proses pikir (efek)
|
kerusakan
komunikasi verbal
(core
problem)
Gangguan konsep diri: HDR (causa)
Ketidakefektifan
koping individu (causa)
Respon
pasca trauma (causa)
3.5 Prioritas Diagnosa
Keperawatan
1. Isolasi
sosial
2. Gangguan
konsep diri
3. Gangguan
proses pikir
3.6
Rencana Tindakan
Keperawatan
RENCANA
TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
KLIEN
DENGAN ISOLASI SOSIAL
DI
UNIT RAWAT INAP RUANG CENDRAWASIH RSJ Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG
Nama :
Tn. H No.
CM : 104501
Jenis Kelamin :
Laki – Laki Dx.
Medis : F20.10
Ruang :
Cendrawasih Unit
Keswa : Ruang Inap
Tgl
|
Diagnosa
Keperawatan
|
Perencanaan
|
Rencana
Tindakan Keperawatan
|
Rasional
|
|
Tujuan
|
Kriteria
Hasil
|
||||
05-01-15
|
Isolasi
Sosial
|
TUM:
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain.
TUK 1:
Klien dapat membina hubungan saling percaya.
|
Setelah 2X pertemuan klien dapat menerima kehadiran perawat.
Klien dapat mengungkapkan perasaan dan keberadaannya saat ini secara verbal.
ü Klien mau menjawab salam
ü Ada kontak mata
ü Klien mau berjabat tangan
ü Klien mau berkenalan
ü Klien mau menjawab pertanyaan
ü Klien mau duduk berdampingan dengan perawat
ü Klien mau mengungkapkan perasaannya
|
1.1.
Bina hubungan
saling percaya dengan:
a.
Sapa klien
dengan ramah, baik verbal maupun non verbal
b.
Perkenalkan
diri dengan sopan
c.
Tanyakan nama
lengkap klien dan nama panggilan yang di sukai klien
d.
Jelaskan
tujuan pertemuan
e.
Buat kontrak
interaksi yang jelas
f.
Jujur dan
tepati janji
g.
Tunjukkan
sikap empati dan menerima klien apa adanya
h.
Beri
perhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
|
1.1
Memfasilitasi
keterbukaan dalam mengungkapkan dan penyelesaian masalah
|
05-01-15
|
Isolasi
Sosial
|
TUK 2:
Klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri
|
Setelah 2X interaksi klien dapat menyebutkan minimal satu
penyebab menarik diri dari yang berasal dari:
1.
Diri sendiri
2.
Orang lain
3.
Lingkungan
|
2.1Tanyakan pada klien
tentang:
a.
Orang yang
tinggal serumah/teman sekamar klien
b.
Orang yang
paling dekat dengan klien di rumah/di ruang perawatan
c.
Apa yang
membuat klien dekat dengan orang tersebut
d.
Orang yang
tidak dekat dengan klien di rumah/di ruang perawatan
e.
Apa yang
membuat klien tidak dekat dengan orang tersebut
f.
Upaya yang
sudah dilakukan agar dekat dengan orang lain
2.2Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan
tanda-tandanya
2.3Diskusikan dengan klien penyebab menarik diri atau tidak mau
bergaul dengan orang lain
2.4Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya
|
2.1
Memfasilitasi
pasien untuk mengungkapkan orang terdekat dalam kehidupan pasien
2.2
Perilaku menarik
diri dapat teridentifikasi lebih awal
2.3
Dapat
melakukan penatalaksanaan sesuai penyebab
2.4
Meningkatkan
rasa percaya diri klien
|
05-01-15
|
Isolasi
Sosial
|
TUK 3 :
Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain
dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
|
Setelah 2X interaksi klien dapat menyebutkan keuntungan
berhubungan sosial,misalnya:
a.
Banyak teman
b.
Tidak
kesepian
c.
Bisa diskusi
d.
Saling
menolong
|
3.1Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan bergaul
dengan orang lain
3.2Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain
3.3Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan
orang lain
3.4Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan
perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain
Setelah 2X interaksi klien dapat menyebutkan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain. Misal: sendiri, tidak punya teman, kesepian,
tidak ada temannya ngobrol.
|
3.1
Dengan klien
mengetahui keuntungan berteman diharapkan klien dapat berinteraksi dengan
teman yang lain
3.2
Ungkapkan
perasaan klien di perlukan agar klien lebih dapat terbuka
3.3
Menjadikan
klien dapat memiliki teman lebih banyak
3.4
Meningkatkan
kepercayaan diri klien
3.5
Kaji
pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain
3.6
Beri
kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain
3.7
Diskusikan
bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
3.8
Beri reinforcement
positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang kerugian tidak
dengan orang lain.
|
05-01-15
|
Isolasi
Sosial
|
TUK 4 :
Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap
|
Setelah 2X interaksi klien dapat melaksanakan hubungan sosial
secara bertahap dengan:
a.
Klien-perawat
b.
Klien-perawat-perawat
lain
c.
Klien-perawat-perawat
lain-klien lain
d.
Klien-kelompok
kecil
e.
Klien-keluarga/kelompok/masyarakat
|
4.1
Observasi
perilaku klien saat berhubungan dengan orang lain.
4.2
Beri motivasi
dan bantu klien untuk berkenalan/berkomunikasi dengan orang lain melalui:
a.
Klien-perawat
b.
Klien-perawat-perawat
lain
c.
Klien-perawat-perawat
lain-klien lain
d.
Klien-kelompok
kecil
e.
Klien-keluarga/kelompok/masyarakat
4.3
Beri
reinforcement terhadap keberhasilan yang telah dicapai
4.4
Bantu klien
mengevaluasi manfaat berhubungan dengan orang lain
4.5
Motivasi dan
libatkan klien untuk mengikuti kegiatan terapi aktifitas kelompok sosialisasi
4.6
Diskusikan
jadwal kegiatan harian yang dapat dilakukan untuk meningkat kemampuan klien
bersosialisasi
4.7
Beri motivasi
klien untuk melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah di buat
4.8
Beri pujian
terhadap kemampuan klien memperluas pergaulannya melalui aktivitas yang
dilaksanakan
|
4.1 Dapat mengetahui
kemajuan dari klien
4.2 Dukungan mengenai interaksi sangat klien agar dapat
meningkatkan komunikasi klien terhadap orang lain
4.3 Dapat meningkatkan rasa percaya diri klien
4.4 Mengetahui seberapa jauh klien mengetahui manfaat berteman
4.5 TAK dapat dijadikan solusi agar klien lebih interaktif terhadap
lingkungan
4.6 Jadwal harian dapat dijadikan solusi agar klien dapat
bersosialisasi
4.7 Mengajarkan cara disiplin dengan cara membuat jadwal harian
4.8 Meningkatkan rasa percaya diri klien
|
05-01-15
|
Isolasi
Sosial
|
TUK 5 :
Klien mampu mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan
orang lain
|
Setelah 2X interaksi klien dapat mengungkapkan perasaan setelah
berhubungan dengan orang lain untuk:
a.
Diri sendiri
b.
Orang lain
c.
kelompok
|
5.1
Dorong klien
untuk mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang
lain/kelompok
5.2
Diskusikan
dengan klien manfaat berhubungan dengan orang lain
5.3
Beri
reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan manfaat
berhubungan dengan orang lain.
|
5.1 Ungkapan perasaan dapat meningkatkan respon emosi klien
5.2 Klien dapat mengetahui manfaat berteman
5.3 Meningkatkan rasa percaya diri klien
|
05-01-15
|
Isolasi
Sosial
|
TUK
6
Klien
mendapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan sosial
|
Setalah 2X pertemuan keluarga dapat menjelaskan tentang:
· Pengertian menarik diri
· Tanda dan gejala
· Penyebab dan akibat menarik diri
· Cara merawat klien menarik diri
Setelah 2X pertemuan keluarga dapat mempraktekkan cara merawat
klien menarik diri.
|
6.1. Diskusikan
pentingnya peran serta keluarga sebagai pendukung untuk mengatasi prilaku
menarik diri
6.2 Diskusikan dengan
anggota keluarga tentang:
· Perilaku menarik diri
· Tanda dan gejala menarik diri
· Penyebab prilaku menarik diri
· Cara keluarga meghadapi klien yang sedang menarik diri
6.3 Diskusikan potensi
keluarga untuk membantu klien
mengatasi prilaku menarik diri
6.4 Latih keluarga cara merawat klien menarik diri
6.5 Tanyakan perasaan keluarga setalag mencoba cara yang
dilatihkan
6.6 Dorong anggota
keluarga untuk memberikan dukungan kepada klien berkomunikasi dengan orang
lain
6.7 Anjurkan anggota
keluarga untuk rutin dan bergantian mengunjungi klien minimal 1x seminggu
6.8 Beri reinforcement
atas hal-hal yang telah dicapai dan keterlibatannya keluarga merawat klien di
rumah sakit
|
6.1 Dukungan keluarga diperlukan untuk mengatasi perilaku dari
klien
6.2 Anggota keluarga dapat meningkatkan pengetahuan sehingga
mengetahui penanganan jika terjadi ulangan penyakit dari klien
6.3 Keluarga merupakan orang terdekat dari klien, sehingga memudahkan
interaksi
6.4 Memandirikan keluarga dalam merawat klien
6.5 Mengetahui seberapa besar pengetahuan keluarga dalam merawat
klien gangguan jiwa
6.6 Dukungan keluarga sangat berarti dalam meningkatkan keyakinan
dari dalam diri klien
6.7 Kunjungan keluarga dapat menjadi motivasi dari klien
6.8 Meningkatkan dukungan keluarga dalam merawat klien
|
05-01-15
|
Isolasi Sosial
|
TUK 7
Klien
dapat memanfaatkan obat dengan baik
|
Setalah 2x interaksi klien menyebutkan:
·
Manfaat minum
obat
·
Kerugian
tidak minum obat
·
Nama,warna
dosis, efak terapi dan efek samping obat
Setelah 2x interaksi klien mendemonstrasikan penggunaaan obat dan
menyebutkan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi ke dokter
|
7.1 Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugisn tidak minum
obat, nama, warna, dosis, cara, efek terapi dan efek samping penggunaan obat
7.2 Pantau klien saan penggunaan obat
7.3 Anjurkan klien minta sendiri obat pada perawat agar dapat
merasakan manfaatnya
7.4 Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar
7.5 Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan
dokter
7.6 Anjurkan klien untuk konsultasi dengan dokter/perawat jika
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
|
7.1 Meningkatkan kesadaran klien dalam kepatuhan minum obat
7.2 Mengetahui keinginan dalam proses penyembuhan
7.3 Kesadaran dalam penggunaan atau manfaat dari meminum obat
secara teratur
7.4 Meningkatkan rasa percaya diri klien
7.5 Klien dapat mengetahui akibat dari tidak patuh minum obat
7.6 Memberikan pengetahuan klien mengenai hal-hal yang dapat
muncul atas penggunaan obat/efek samping.
|
BAB 4
IMPLEMENTASI
Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Klien
Dengan Isolasi Sosial
Pertemuan
Pertama
Tanggal
06 Januari 2015
A. Proses
Keperawatan
1. Kondisi
klien
-
Rasa kesepian, tidak
mampu berkonsentrasi
-
Klien tidak mempunyai
teman dekat dan tidak komunikatif
-
Tidak ada kontak mata,
tampak sedih, menarik diri dan menyendiri
2. Diagnosa
keperawatan
Isolasi sosial
3. Tujuan
-
Klien mampu menyebutkan
penyebab menarik diri
-
Klien mampu menyebutkan
keuntungan berhubungan dengan orang, dan kerugian tidak berhubungan
-
Klien dapat
melaksanakan hubungan sosial secara bertahap
-
Klien mampu
mengungkapakan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain
4. Intervensi
a. Mengidentifikasi
penyebab isolali sosial pasien
b. Berdiskusi
dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain
c. Berdiskusi
dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
d. Mengajarkan
pasien cara berkenalan dengan 1 orang
e. Menganjurkan
pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan orang lain dalam
kegiatan harian
B. Strategi
Komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
1. Orientasi
a. Salam
“ Selamat pagi
mas, saya mahasiswa dari kediri yang akan merawat mas selama di ruang
Cendrawasih perkenalkan nama saya Dwi Apriyadi saya senang di panggil Apri,
nama mas siapa dan senang di panggil apa?” rumahnya dimana?”
b. Evaluasi/validasi
“ Bagaimana
perasaan mas hari ini?”
c. Kontrak
: Topik, Waktu, Tempat
“ Bagaimana
kalau kita bercakap-cakap tentang keluarga dan teman-teman mas?” mau dimana
kita bercakap-cakap, “bagaimana kalau di ruang tamu mas?” kita
berbincang-bincang selama 10 menit ya?bagaimana kalau kita bercakap-cakap
tentang cara perkenalan dengan orang lain ?”
2. Kerja
“ Siapa saja
yang tinggal serumah dengan mas? Siapa yang paling dekat dengan mas?Siapa yang
jarang bercakap-cakap dengan mas? Apa yang membuat mas jarang bercakap-cakap
dengannya?”
“ Apa yang mas
rasakan selama dirawat di sini? Ow mas merasa sendirian ? Siapa saja yang mas
kenal diruangan ini? Apa saja kegiatan yang biasa mas lakukan dengan
teman-teman yang mas kenal?”
“ Apa yang
menghambat mas dalam berteman atau bercakap-cakap dengan orang lain?”
“ Menurut mas
apa saja keuntungan kalau kita mempunyai teman? Wah benar ada teman
bercakap-cakap.Apalagi? (sampai klien dapat menyebutkan beberapa) nah kalau
kerugiannya tidak mempunyai teman apa saja mas?” ya pa lagi (sampai klien dapat
menyebutkan beberapa) jadi bnyak juga ruginya tidak mempunyai teman ya? Kalau begitu
maukah mas bergaul dengan orang lain? Bagus”
“ Mas sekarang
kita belajar berkenal dengan orang lain ya?”
“ Benigi lho
mas, untuk berkenal dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita dan nama
panggilan kita, selanjutnya asal dan hobi.”
Contohnya begini
: perkenalkan nama saya Harianto suka dipanggil Hari saya berasal dari Malang
hobi saya badminton”
“ Selanjutnya
mas menyakan nama orang yang diajak berbicara contohnya begini : Nama mas
siapa? Senang dipanggil apa? Asalnya dari mana dan hobinya apa?”
“ Ayo mas coba
misalnya saya belum dengan mas, coba berkenalan dengan saya!”
“ Ya, bagus
sekali? Coba sekali lagi? Bagus sekali”
“ Setetelah mas
berkenalan dengan orang tersebut, mas bisa melanjutkan percakapan tentang
cuaca, tentang hobi, tentang keluarga, pekerjaan, dll.
3. Terminasi
a. Evaluasi
Subyektif dan Obyektif
“ Bagaimana
persaan mas setalah ngobrol dengan saya?”
“ Tolong
sebutkan! Bagusss!”
“ Bagaiman
perasaan mas setelah kita latihan berkenalan?” Mas tadi sudah mempraktekkan
cara berkenalan dengan baik sekali?”
b. Rencana
Tindak Lanjut
“ Selanjutnya
mas dapat mengingat-ingat apa saja yang kita pelajari hari ini” Sehingga mas
lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain. Mas mau mempraktekkan ke teman
mas yang lain, mau berapa lama kita mencobanya? Mari kita masukkan pada jadwal
kegiatan harian mas”
c. Kontrak
yang akan datang : topik, waktu tempat
“ Bagaimana
kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan berkenalan dengan orang
lain?” Besok pagi jam 9 saya akan datang kesini untuk mengajak mas latihan
berkenalan dengan yang lain dan mengajak latihan berkenalan dengan teman saya.
Bagaimana mas mau kan?” Tempatnya diruang tamu saja ya?Sampai jumpa mas!”
CATATAN
PERKEMBANGAN TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
DI
UNIT RAWAT INAP RSJ.Dr.RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG
Nama pasien :Tn H Nomor
CM : 104501
Jenis kelamin : L Dx
medis : F 20.10
Ruang : Cendrawasih Unit
Keswa : R. Inap
Tanggal
dan Jam
|
Dx.
Keperawatan
|
Implementasi
Tindakan Keperawatan
|
Evaluasi
Keperawatan
|
Nama
Dan Tanda Tangan
|
06-01-2015
Jam 16.00
|
Isolasi sosial
|
SP 1
1.
perkenalkan nama saya Dwi Apriadi saya
senang di panggil Apri, nama mas siapa dan senang di panggil apa?” rumahnya
dimana?”
2.
Apa yang membuat mas jarang
bercakap-cakap dengan teman yang lain?
3.
Menurut mas apa saja keuntungan kalau
kita mempunyai teman?
4.
Kalau kerugiannya tidak mempunyai
teman apa mas?
5.
Mas sekarang kita belajar berkenalan
dengan ayo sekarang coba berkenalan dengan bapak itu?
|
S:
1. Klien
mengatakan namanya Harianto senang dipanggil Hari, rumahnya di Pagak
2. Klien
mengatakan enggan berkumpul dan berbicara dengan orang lain karena tidak tahu
apa yang dibicarakan dan klien merasa malu
3. Klien
mengatakan tidak tahu apa keuntungan berteman
4. Klien
mengatakan tidak tahu apa kerugian menarik diri atau berteman
5. Klien
mengatakan mau berkenalan dengan 1 orang dulu
O :
1. Klien
mau menjawab salam
2. Tidak
ada kontak mata
3. Klien
mau berjabat tangan
4. Klien
mau berkenalan
5. Klien
mau menjawab pertanyaan
6. Klien
mau duduk berdampingan dengan perawat
7. Klien
mau mengungkapkan persaannya
A :
1. Klien
mau mengenalkan identitas dirinya secara lengkap
2. Klien
mampu menyebutkan penyebab menarik diri
3. Klien
belum mampu mendiskusikan tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain
4. Klien
belum mampu mendiskusikan tentang kerugian tidak berinteraksi
P : untuk
klien
1. Menganjurkan
klien berdiskusi tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain
2. Menganjurkan
klien berdiskusi tentang kerugian bila tidak berinteraksi dengan orang lain
Untuk
perawat
1. Memvalidasi
kemampuan klien mendiskusikan kembali keuntungan berinteraksi dengan orang
lain
2. Memvalidasi
kemampuan klien, ,emdiskusikan kembali kerugian bila tidak berinteraksi
dengan orang lain
|
|
Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Klien
Dengan Isolasi Sosial
Pertemuan
kedua
Tanggal 07-01-2015
A. Proses
keperawatan
1. Kondisi
klien
- klien
tidak mempunyai teman dekat, tidak ada kontak mata
- klien
sudah mau tersenyum, sudah mulai mau berinteraksi dengan 1 orang dan
komunikatif
2. Diagnosa
keperawatan
Isolasi sosial
3. Tujuan
- Mengajarkan
klien mempraktekkan cara berkenalan dengan 1 orang
- Klien
mampu memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain sebagai salah
satu kegiatan harian
4. Intervensi
a. Berdiskusi
dengan klien tentang keuntungan berinteraksi denga orang lain
b. Bnerdiskusi
dengan klien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
c. Mengevaluasi
jadwal kegiatan harian pasien
d. Membrikan
kesempatan kepada klien, mempraktekkan cara berkenalan dengan orang lain
e. Membantu
pasien mamasukkan kegiatan berbincang2 dengan orang lain sebagai salah satu
kegiatan harian
B. Strategi Komunikasi dalam
pelaksanaan tindakan keperawatan
1. Orientasi
a. Salam
“selamat pagi
mas, bagaimana perasaan mas pagi ini ?”
b. Evaluasi/
validasi
“sudah diingat
lagi pelajaran kita tentang berkenalan?coba sebutkan lagi sambil bersalaman
dengan perawat “bagus sekali...!berarti mas masih ingat”
c. Kontrak
: topik, waktu, tempat
“Nah seperti
janji kita kemarin, kita akan mengulangi percakapan yang kemarin, dan saya akan
mengajak mas mencovca berkenalan dengan teman perawat saya. Tidak lama kok,
hanya 10menit.“ yao kita temui teman perawat saya disana, dikursi didepan tv “
2. Kerja
“menurut mas,
apa saja keuntungankalo kita mempunyai
teman?”wahhhhh benar, ada teman bercakap-cakap. Apalagi (sampai klien dapat
menyebutkan beberapa), nahh kalau kerugiaannya tidak mempunyai teman apa saja
mas,yaaa apa lagi ?( sampai klien dapat menyebutkan beberapa) jadi banyak juga
ruginya tidak punta teman yaa, kalau begitu inginkah mas belajar bergaul denga
orang lain ?”bagus, (bersama-sama klien saudara mendekati teman perawat
saudara)”
“selamat sore
mas D, mas ini ingin nberkenalan dengan mas D “.
“ baiklah mas H
bisa berkenala dengan perawat D seperti yang kita praktekkan kemarin” (klien
mendemostrasikan cara berkenalan dengan perawat D : Memberi salam, menyebutkan
nama, menanyakan nama perawat dan seterusnya”
“ada lagi yang
mas H ingin tanyakan kepada perawat D, coba tanyakan tentang keluarga perawat
D, kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarankan, mas H bisa sudahi perkenalan
ini, lalu mas H bisa membuat janji bertemu lagi dengan perawat D misalnya besok
sore sebelum makan malam”
“baiklah perawat
D, karena mas H sudah selesai berkenalan maka saya dan mas H akan kembali
keruangan, selamat sore”. (bersama2 klien saudara meninggalkan perawat D untuk
melakukan terminasi dengan mas H ditempat lain.
3. Terminasi
a. Evaluasi
subjektif dan objektif
“bagaimana
perasaan mas setelah tahu keuntungan berteman dan tidak berteman?”
“tolong
sebutkan! Bagus !”
“bagaimana
perasaan mas H setelah berkenalan dengan perawat D?”
“mas H tampak
bagus sekali saat perkenalan tadi “
b. Rencana
tindak lanjut
“ pertahan kan
terus apa yang sudah mas H lakukan tadi. Jangan lupa untuk menanyakan topik
lain supaya perkenalan berjalan lancar. Misalnya menanyakan keluarga, hobi, dsb
“
“bagaimana mau
mencoba dengan perawat lain?mari kita masukkan dalam jadwal harian mas. Mau berapa
hari sekali?Bagaimana kalau 2 kali? Baiklah nanti mas H coba sendiri”
c. Kontrak
yang akan datang : topik, waktu, tempat
“ besok kita
latihan lagi yaa, mau jam berapa?9.0 bagaimana, selama 10 menit. Tempatnya
nanti diruang tamu saja yaa, sampai besok mas .”
CATATAN
PERKEMBANGAN TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
DI
UNIT RAWAT INAP RSJ.Dr.RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG
Nama pasien :Tn H Nomor
CM : 104501
Jenis kelamin : L Dx
medis : F 20.10
Ruang :Cendrawasih Unit
Keswa : R. Inap
Tanggal dan jam
|
Dx. Keperawatan
|
Implementasi tindakan keperawatan
|
Evaluasi keperawatan
|
Nama dan tanda tangan
|
07-01-2015
Jam 16.00
|
Isolasi sosial
|
SP 1
1.
Menurut mas apa saja keuntungan kalau
kita mempunyai teman?
2.
Kalau kerugiannya tidak mempunyai
teman apa mas?
SP 2
3.
Baiklah mas H bisa berkenalan dengan
perawat D seperti yang kita praktekkan kemarin
4.
Pertahankan terus apa sudah mas H
lakukan tadi. Jangan lupa untuk menanyakan topik lain. Nanti coba perkenalan
lagi jika dikamar yaa mas?
|
S:
1. Klien
mengatakan keuntungan mempunyai teman bisa di ajak ngobrol
2. Klien
mengatakan kerugiaanya tidak mempunyai
teman merasa sepi dan sendiri
3. Klien
mengatakan tidak mau berkenalan dengan perawat lain karen malu
4. Klien
mengatakan mau berkenalan dengan teman 1 kamarnya
O:
1. Klien
tampak mempunyai teman
2. Klien
mau mempraktekkan ngobrol dengan teman disebelahnya
3. Klien
mau berbicara antara klien dengan perawat
4. Klien
tidak mau berbicara antara klien-perawat, perawat-klien
5. Klien
tidak mau berbicara antara klien-perawat, perawat lain-klien lain
6. Klien
tidak mau berbicara antara klien dan kelompok kecil
7. Klien
tidak berbicara antara klien-keluarga atau kelompok masyarakat
A:
1. Klien
mampu mendiskusikan tentang keuntungan berinteraksi
2. Klien
mampu mendiskusikan tentang kerugian tidak berinteraksi
3. Klien
mampu mempraktekkan cara berkenalan
dengan 1 orang
4. Klien
mampu berbicara antara klien-perawat
5. Klien
belum mampu berbicara antara klien-perawat-perawat lain
6. Klien
belum mampu berbicara antara klien-perawat-perawat lain-klien lain
7. Klien
belum mampu berbicara antara klien dengan kelompok lain
8. Klien
belum mampu berbicara antara klien-kelompok masyarakat
P : untuk
klien
1.
Menganjurkan klien berbicara antara
klien- perawat-perawat lain
2.
Menganjurkan klien berbicara antara
klien perawat-perawat lain-klien lain
3.
Menganjurkan klien berbincang antara
klien-kelompok kecil
Untuk
perawat:
1.
Memvalidasi hasil latihan berkenalan
dan berbincang-bincang klien-perawat-perawat lain
2.
Memvalidasi hasil latihan berkenalan dan
berbincang-bincang antara klien-perawat-perawat lain-klien lain
|
|
Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Klien
Dengan Isolasi Sosial
Pertemuan
ketiga
Tanggal 08-01-2015
A. Proses
keperawatan
1. Kondisi
Klien
Ds: - klien mengataka tidak mau berkenala perawat
lain karena malu
Do:-
klien tidak mau berbicara dengan perawat lain
-ada kontak mata
-sudah mulai tersenyum
- sudah mau mulai berinteraksi dengan orang
lain
2. Diagnosa
Keperawatan
Isolasi sosial
3. Tujuan
-
Mengajarkan klien
mempraktekkan cara berkenalan dengan 2 orang atau lebih
-
Klien mampu memasukkan
kelgiatan berbincang-bincang dnegan orang lain sebagai salah satu kegiatan
harian
4. Intervnsi
a. Mengajarkan
klien berbicara antara klien-perawat-perawat lain
b. Mengevaluasi
jadwal kegiatan harian klien
c. Memberi
kesempatan kepada klien mempraktekkan cara berkenalan dengan 2 orang atau lebih
d. Membantu
klien mamasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain dengan salah
satu kegiatan harian
B. Strategi
Komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
1. Orientasi
a. Salam
“ selamat pagi
mas. Bagaimana perasaan mas pagi ini ?”
b. Evaluasi
dan validasi
“ apakah mas
sudah bercakap-cakap dengan perawat D pagi tadi?(jika jawaban klien: ya,
saudara bisa lanjutkan komunikasi berikutnya dengan orang lain)”
“bagaimana
perasaan mas setelah bercakap-cakap dengan perawat D setelah tadi pagi”
“ bagus sekali,
mas menjadi senang karena mempunyai teman lagi kalu begitu apakah mas ingin
mempunyai banyak teman lagi”
c. Kontrak
: topik, waktu, tempat
“bagaimana kalau
sekarang kita berkenalan lagi denga orang lain”seperti biasa kira-kira 10
menit, nanti kita temui dia di dekat alat olahraga “
2. Kerja
(bersama-sama
klien perawat mendekati perawat lainnya)
“selamat pagi
perawat D, mas ini ingin berkenalan dengan mas D”
“Baiklah, mas H
bisa berkenalan dengan perawat D seperti yang kita praktekkan kemarin”
(selanjutnya
perawat mengajak klien mendekati klien lainnya)
“ selamat pagi
pak N, ini ada klien saya yanag ingin berkenalan “
“ baiklah, mas
sekarang bisa berkenalan dengannya seperti yang mas telah lakukan sebelumnya”
(klien mendemonstrasikan cara berkenalan : memberi salam, menyebutkan nama,
nama panggilan, asal, dan hobi dan menanyakan hal yang sama kepada klien yang
akan diajak kenalan)
“adalagi yang
mas ingin tanyakan kepada teman mas ini, kalau tidak ada lagi yang ingin
dibicarakan, mas bisa sudahi perkenalan ini lalu mas bisa lanjut untuk bertemu
lagi, misalnya bertemu lagi besok sebelum makan siang “(mas, membuat janji untuk bertemu kembali dengan
pak N)
“Baiklah pak N,
karena mas sudah selesai berkenalan, saya dan mas mas H akan kembali keruangan.
Selamat pagi” (bersama –sama klien, perawat meninggalkan klien N untuk
melakukan terminasi dengan mas H ditempat lain)
3. Terminasi
a. Evaluasi
subjektif dan objektif
“ bagaimana
perasaan mas setelah berkenalan dengan pak N?”
b. Rencana
tindak lanjut
“Pertahankan apa
yang usdah mas lakukan tadi. Jangan lupa untuk betremu lagi dengan pak N besok
pagi “
“ selanjutnya
bagaimana jika kegiatan berkenalan dan bercakap-cakap dengan orang lain kita
tambah lagi dijadwal harian. Jadi dalam 1 hari mas bisa bercakap-cakap dengan
orang lain sebanyak 3 kali. Jam 8.00 jam 12.30 dan jam 17.00. mas bisa bertemu
dengan perawat D dan tambah dengan klien yang baru kenal. Selanjutnya mas bisa
berkenalan dengan orang lain lagi secara bertahap, bagaimana mas setuju kan ?”
c. Kontrak
yang akan datang : topik, waktu, tempat
“ baiklah, besok
kita kan bertemu lagi untuk membicarakan pengalaman mas. Pada jam dan tempat
yang sama yaa. Sampai besok mas... “
CATATAN
PERKEMBANGAN TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
DI
UNIT RAWAT INAP RSJ.Dr.RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG
Nama pasien :Tn H Nomor
CM : 104501
Jenis kelamin : L Dx medis : F 20.10
Ruang : Cendrawasih Unit
Keswa : R. Inap
Tangal dan jam
|
Dx.keperawatan
|
Implementasi tindakan keperawatan
|
Evaluasi keperawatan
|
Nama dan tanda tangan
|
08-01-2015
Jam 16.00
|
Isolasi sosial
|
SP 2
1.
Baiklah mas H bisa berkenalan dengan
perawat D seperti yang kita praktekkan kemarin yaa
SP 3
1.
Baiklah sekarang mas bisa berkenalan
dengan teman-teman mas yang lain
2.
Pertahankan apa yang sudah mas laukan
tadi jangan lupa untuk dipraktekkan dikamar ya mas
|
S:
1. Klien
mengatakan mau berkenalan dengan perawat D dan teman yang
lain, mendemonstrasikancara berkenalan yang sudah
diajarkan
2. Klien
mengatakan mau berkenalan dengan teman-teman yang ada
3. Klien
menganggukkan kepalanya
O:
1. Klien
mau mempraktekkan cara berkenalan dengan perawat lain
2. Klien
mau mempraktekkan cara berkenalan dengan orang yang ada disebelah kanan dan
depan
3. Klien
mengangguk saat ditanya agar cara berkenalan dimasukkan dalam jadwal kegiatan
harian
A:
1. Klien
mampu mempraktekkan cara berkenalan dengan perawat lain
2. Klien
mampu mempraktekkan cara berkenalan dengan orang yang ada disebelah kanan dan
depan
P: untuk klien
:
1.
Mengamjurkan klien untuk melatih
berbincang-bincang dengan orang lain, perawat lain, dan memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
Untuk
perawat :
1.
Memvalidasi hasil latihan berkenalan dengan
teman-teman sekamar dan berbincang-bincang dengan teman.
|
|
BAB 5
PEMBAHASAN
Dalam
bab ini akan dijelaskan sejauh mana keberhasilan tindakan keperawatan secara
teoritis yang telah diaplikasikan pada kasus Tn. D, dimana proses terjadinya menarik diri
pada klien yakni disebabkan oleh harga diri rendah. Harga diri rendah
disebabkan beberapa kegagalan dan kekecewaan yang pernah dialami pada masa lalu
hingga menyebabkan klien mengisolasi diri dari lingkungannya,tidak mau bergaul
dengan lingkungannya, tidak peduli dengan aktivitas.
Untuk
diagnosa keperawatan isolasi sosial
telah di aplikasikan teori tindakan keperawatan.Tindakan yang dilakukan seperti melakukan latihan perkenalan dengan teman
dan perawat sehingga klien mampu berinteraksi
dengan lingkungan tetapi klien belum mampu untuk membuat jadwal kegiatan sesuai
kemampuannya. Hal ini disebabkan karena
tugas sudah dikerjakan oleh petugas kesehatan dan
klien merasa enggan untuk melakukannya.
Namun, setelah dilakukan tindakan tersebut klien mampu berkenalan dengan
teman-temannya, dan dengan perawat.
Untuk diagnosa ketidakefektifan koping individu telah
dilakukan tindakan keperawatan seperti mengajak klien mengobrol dan membahas
tentang sesuatu, jika ada masalah maka klien seharusnya bercerita ke
teman-teman atau perawat supaya bisa memecahkan permasalahan yang sedang
dihadapi. Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dapat menceritakan
masalah masa lalunya yang menjadi penyebab klien menarik diri dari pergaulan
dengan lingkungan sekitar.
Untuk diagnosa gangguan proses pikir telah dilakukan
tindakan keperawatan seperti menjelaskan arti pentingnya berinteraksi dengan
orang lain, karena dengan berinteraksi dengan orang lain klien dapat berbagi
dengan orang lain sehingga orang lain dapat membantu menyelesaikan masalahnya.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien mampu berinteraksi dengan orang
lain dan dengan perawat.
Keberhasilan
asuhan keperawatan pada klien Tn. H ada beberapa faktor yang berpengaruh antara
lain : kerja sama yang baik antara mahasiswa dengan perawat ruangan dalam
memberikan asuhan keperawatan, pemberian obat yang teratur. Sedangkan hambatan yang ditemui adalah asuhan
keperawatan diberikan tidak secara kontinyu,mengingat tidak setiap hari selama 2 minggu mahasiswa praktek.
Hambatan lain , keluarga dan klien ingin segera
pulang walaupun klien belum mampu
melaksanakan adl secara mandiri dengan alasan dana yang terbatas. Perawat dapat
memberikan motivasi untuk kontrol dan meminum obat secara teratur serta
melanjutkan perawatan di rumah sesuai dengan kemampuan keluarga.
BAB 6
PENUTUP
7.1
Kesimpulan
Keberhasilan
asuhan keperawatan pada klien Tn. D ada beberapa faktor yang berpengaruh antara
lain: kerja sama yang baik antara mahasiswa dengan perawat ruangan dalam memberikan
asuhan keperawatan, pemberian obat yang teratur, serta peran serta keluarga
dalam merawat klien dan kooperatif dengan perawat. Sedangkan hambatan yang
ditemui adalah asuhan keperawatan diberikan tidak secara kontinyu,mengingat tidak setiap hari selama 2 minggu mahasiswa
praktek. Hambatan lain ,keluarga dan klien ingin segera pulang walaupun klien belum mampu melaksanakan adalah secara mandiri dengan
alasan dana yang terbatas. Perawat dapat memberikan motivasi untuk kontrol dan
meminum obat secara teratur serta melanjutkan perawatan di rumah sesuai dengan
kemampuan keluarga.
7.2
Saran
Penulis menyadari dalam penulisan makalah asuhan
keperawatan ini masih terdapat banyak kekurangan, sehingga penulis membutuhkan
kritik dan masukan demi meningkatkan perbaikan dalam penulisan makalah yang
akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda
Juall. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi
6.Alih Bahasa: Yasmin Asih.
Jakarta: EGC
Keliat, B. A.1999.Proses
Keperawatan Kesehatan Jiwa.Jakarta: EGC
Rawlins, R.P.
& Patricia Evans Heacock. 1993.Clinical
Manual of Psychiatric Nursing.2 nd
Edition.Mosby Year Book, St. Louis.
Stuart, G.W.
& Michele T. Laraia. 1998.Principles and Practice of Psychiatric
Nursing. 6 th Edition. Mosby
Company, St. Louis.
Towsend, Mary
C., 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Psikiatri Untuk
Pembuatan Rencana Keperawatan. Alih Bahasa: Novy Helena C.D., Edisi 3.
Jakarta: EGC
0 komentar:
Posting Komentar